Orang
biasa, dalam kaitannya dengan pelaksanaan Islam sering diartikan sebagai mereka
yang kehidupannya mengikuti kebanyakan orang. Cukup dengan mengenal atau
mengerjakan sholat, puasa, zakat dan berhaji kalau mampu. Sementara muslimah
misalnya, yang berkomitmen menutup auratnya dengan jilbab dan kerudung setiap
keluar rumah, atau selalu menjaga pergaulannya dengan yang bukan muhrim, tidak
berpacaran dan suka bicara Islam dianggap luar biasa. Apalagi kalau ngomongin
khilafah, bisa-bisa dikatain aneh, tidak wajar, garis keras dan sebutan
memanaskan telinga lainnya. Hari ini tambah satu lagi sebutannya, anggota
ISIS.
Konsekuensi
dari cara pandang seperti itu berat. Karena, saat seseorang merasa menjadi
orang biasa, dia merasa menjadi bagian dari kebanyakan orang. Artinya, tidak
ada yang jadi masalah. Tidak terpikirkan akan dosa. Yang terpikir hanya,“Aku
kan orang biasa, jadi gak perlu gitu-gitu kali. Yang biasa-biasa aja”. Baginya,
yang perlu menutup aurat sempurna adalah muslimah yang dibina di suatu
pengajian. Menurutnya, yang cocok mendakwahkan Islam adalah dia yang lulusan
pesantren atau sarjana jurusan agama. Sementara, Al Qur’an di rumahnya, Al
Qur’an di depan matanya, mungkin dia setiap hari membacanya, tapi sayang ia
gagal mengambil pelajaran darinya.
Mari kita
tanamkan kembali kesadaran pada diri kita. Perhatikan ayat-ayat Al Qur’an
dengan benar. Adakah didalamnya ajaran Islam diserukan kepada alumni pesantren
saja? Atau adakah dikatakan bahwa muslimah yang wajib menutup auratnya dengan
sempurna adalah mereka yang dibina dalam gerakan dakwah? Adakah dikatakan yang
pantas berdakwah adalah dia yang lulusan sarjana jurusan agama? Satu contoh
dalam Al Qur’an surat Al Anfal ayat 24 dikatakan :”Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu”. Artinya seruan itu ditujukan
kepada orang-orang yang mengaku beriman, bukan yang lainnya. Ayat-ayat Al
Qur’an ditujukan kepada semua muslim tanpa ada pengecualian.
Simaklah
juga ayat beikut ini,”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata”. Jelas sekali bahwa semua muslim wajib mematuhi
aturan Allah Swt dalam Al Qur’an dan Hadist. Islam itu sempurna. Secara umum
Islam mencakup tentang ibadah, makanan, pakaian, akhlak, muamalah dan uqubat.
Semua ada dalam Al Qur’an dan As sunnah. Tugas kitalah membacanya, memahami
maknanya dan mengerjakannya persis sebagaimana tuntunan di dalamnya.
Maka,
perihal sebutan orang biasa dan orang luar biasa, Islam punya pandangan
tersendiri. Memiliki iman yang benar dalam berislam, menuntut seorang muslim
senantiasa menyandarkan segala perbuatannya dengan Al Qur’an dan As sunnah.
Bila ia adalah muslimah yang menggunakan pakaian taqwa keluar rumah sesuai QS.
An nur ayat 31 dan QS. Al Ahzab ayat 59, itu sesuatu yang wajar. Wajar karena
ia beriman. Perbuatannya biasa bagi Islam. Ia disebut orang biasa oleh
Islam.
Justru
orang yang luar biasa adalah mereka yang berani berpaling dari ajaran Islam. Ia
luar biasa karena telah berani mengurangi standar berbuat dari Allah Swt. Ia
luar biasa karena siap menantang azab Allah. Ia luar biasa karena berani
menyandang predikat sesat dari Allah (ingat QS Al Ahzab ayat 36,” Dan barang
siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat
yang nyata”). Mari menjadi orang biasa saja bagi Islam. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar