Thursday, March 06, 2014

Muslimah, Dirimu Istimewa

Picture by raudhatulhusnia.wordpress.com
Hakikat dan Kedudukan
Sadarilah wahai muslimah, dirimu begitu istimewa. Kau adalah mitra para pria dalam menjaga kelestarian hidup di alam ini. Pincang kehidupan ini tanpamu. Jika pria merupakan sosok yang gagah, tegas dan bijaksana, engkau mengimbanginya dengan kelembutan sikap serta kesabaran menapaki episode demi episode kehidupan.
Ada kalimat yang begitu terkenal mengenai perempuan. Dibalik lelaki hebat, ada perempuan hebat, itu kalimatnya. Tokoh-tokoh dunia, besar karena perempuan. Adalah Thomas Alfa Edison yang merasakan benar dukungan perempuan dibelakangnya. Dia memiliki Nancy Aliot, ibunda yang terus mendampingi dan memotivasi hingga ia menjadi salah satu orang ternama di dunia. Untuk Indonesia, kita mengenal seorang professor yang sangat ahli dibidangnya. Seorang guru besar di Jerman. Dialah Prof. Dr. ing. BJ. Habiebie. Beliau juga memiliki seorang perempuan dibelakang layar yang menjadi penyemangat hidupnya. Yaitu sang istri tercinta, Ainun.

Lebih dari itu, Islam memiliki sejumlah nama muslimah yang dikenang sejarah. Dibalik seorang muslim yang tangguh, ada muslimah sholeha yang senantiasa sabar mengukir kilau emas pada dirinya. Betapa berarti bunda Khadijah bagi Rasulullah SAW. Beliau yang pertama kali mengimani Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Beliau menemani Rasulullah dalam kondisi suka dan duka perjuangan Islam. Tak segan menghabiskan hartanya demi dakwah, tak henti memberi rasa nyaman bagi sang suami.
Bukan sekedar ada dibelakang layar, mereka juga mampu tampil sebagai tokoh muslimah yang luar biasa. Dialah Aisyah, sang orator ulung penyemangat pasukan jihad kaum muslimin. Demikian juga dengan Fatimah Azzahra, Ummu Salamah, ibunda imam syafi’i serta yang lainnya. Mereka para muslimah yang hebat dimasanya.
Kehebatan mereka lahir dari pemahaman mereka akan makna hidup yang semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Hebat karena menempatkan cinta tertingginya pada Allah dan Rasulullah SAW. Hebat karena saling menjaga dalam ketaatan dengan orang-orang di sekelilingnya. Namun sayangnya itu terjadi pada masa lalu. Masa dimana Islam ditempatkan sebagai pedoman hidup. Masa dimana hukum-hukum Allah dijalankan secara keseluruhan. Masa dimana kemuliaan Islam dan umatnya masih terjaga. Dunia menyebutnya masa keemasan Islam.
Saat ini kondisi para muslimah sungguh menyedihkan. Dengan lenyapnya syariat Islam dalam realita kehidupan, banyak muslimah kehilangan jati dirinya. Mereka memiliki orientasi hidup yang lebih condong pada dunia. Hidup dijalankan bukan lagi semata mengharap ridha Allah SWT, namun hampir segalanya dilakukan karena manfaat. Berakhlak karena manfaat, menutup aurat karena manfaat dan lain sebagainya.
Lebih dari itu banyak muslimah tersungkur ke lumpur kemaksiatan demi sebuah manfaat/ kepuasan diri. Mereka bergaul bebas, berzina, aborsi dan lain sebagainya. Semuanya khas dengan pemahaman hidup sekuler kapitalis yang berasal dari kaum kafir Barat. Sebab memang saat ini kehidupan dikuasai oleh sekulerisme. Betapa rindu diri ini dengan sosok para muslimah masa lalu.
Alhamdulillah, karena Allah SWT amat menyayangi kaum muslim. Meski kehidupan kaum muslim telah digerogoti oleh kaum kafir, namun realita mereka tidak akan musnah. Sebaliknya Allah selalu melindungi mereka. Allah mengabarkan didalam Al qur’anul Karim :
“…..dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. An Nisa : 141).
Sebegitu sayangnya Allah SWT pada kaum muslimin. Masihkah kita menyia-nyiakan syariatNya? Kita harus rebut kembali posisi mulia itu. Yaitu posisi sebagai pemimpin dunia. Tetapi untuk menduduki kembali posisinya, kaum muslim harus berusaha bangkit dari keterpurukan. Kaum muslim harus memperjuangkan Islam dengan segenap hati dan pikiran mereka agar terterapkan dalam kehidupan. Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (TQS. Ar’d : 11).  
Hanya dua syarat yang diminta oleh Allah SWT kepada kaum muslim untuk kemenangan itu. Hanya dua syarat yang harus dipenuhi oleh kaum muslim, yaitu sebagaimana yang tertera dalam Al qur’an surat An Nur ayat 55 :
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An nur : 55)
Para mufassir menafsirkan bahwa amal sholeh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah dakwah. Kekuasaan itu akan kembali ketangan kaum muslim dengan metode perjuangan yang telah dicontohkan baginda Rasulullah SWT yaitu dakwah. Itu yang sempat penulis singgung di awal-awal tulisan ini. Dakwah yang fokus pada dua hal yaitu meluruskan akidah kaum muslim, serta mengajak untuk menjalankan syariat Islam dalam segala lini kehidupan baik aspek ibadah, muamalah dan uqubat (sanksi).
Kekuasaan yang dimaksud dalam ayat tersebut juga demikian. Bahwa dengan tegaknya kembali institusi Khilafah Islamiyah, kaum muslim dapat menjalankan syariat Islam secara keseluruhan. Dimasa yang telah dijanjikan itu, dunia akan kembali diisi oleh para muslimah dengan kualitas iman dan ketaatan yang tinggi.



0 Comments

Post a Comment