Hakikat
dan Kedudukan
Sadarilah
wahai muslimah, dirimu begitu istimewa. Kau adalah mitra para pria dalam
menjaga kelestarian hidup di alam ini. Pincang kehidupan ini tanpamu. Jika pria
merupakan sosok yang gagah, tegas dan bijaksana, engkau mengimbanginya dengan
kelembutan sikap serta kesabaran menapaki episode demi episode kehidupan.
Ada
kalimat yang begitu terkenal mengenai perempuan. Dibalik lelaki hebat,
ada perempuan hebat, itu kalimatnya. Tokoh-tokoh dunia, besar karena
perempuan. Adalah Thomas Alfa Edison yang merasakan benar dukungan perempuan
dibelakangnya. Dia memiliki Nancy Aliot, ibunda yang terus mendampingi dan
memotivasi hingga ia menjadi salah satu orang ternama di dunia. Untuk
Indonesia, kita mengenal seorang professor yang sangat ahli dibidangnya.
Seorang guru besar di Jerman. Dialah Prof. Dr. ing. BJ. Habiebie. Beliau juga
memiliki seorang perempuan dibelakang layar yang menjadi penyemangat hidupnya.
Yaitu sang istri tercinta, Ainun.
Lebih
dari itu, Islam memiliki sejumlah nama muslimah yang dikenang sejarah. Dibalik
seorang muslim yang tangguh, ada muslimah sholeha yang senantiasa sabar
mengukir kilau emas pada dirinya. Betapa berarti bunda Khadijah bagi Rasulullah
SAW. Beliau yang pertama kali mengimani Islam yang dibawa Rasulullah SAW.
Beliau menemani Rasulullah dalam kondisi suka dan duka perjuangan Islam. Tak
segan menghabiskan hartanya demi dakwah, tak henti memberi rasa nyaman bagi
sang suami.
Bukan
sekedar ada dibelakang layar, mereka juga mampu tampil sebagai tokoh muslimah
yang luar biasa. Dialah Aisyah, sang orator ulung penyemangat pasukan jihad
kaum muslimin. Demikian juga dengan Fatimah Azzahra, Ummu Salamah, ibunda imam
syafi’i serta yang lainnya. Mereka para muslimah yang hebat dimasanya.
Kehebatan
mereka lahir dari pemahaman mereka akan makna hidup yang semata-mata mengharap
ridha Allah SWT. Hebat karena menempatkan cinta tertingginya pada Allah dan
Rasulullah SAW. Hebat karena saling menjaga dalam ketaatan dengan orang-orang
di sekelilingnya. Namun sayangnya itu terjadi pada masa lalu. Masa dimana Islam
ditempatkan sebagai pedoman hidup. Masa dimana hukum-hukum Allah dijalankan
secara keseluruhan. Masa dimana kemuliaan Islam dan umatnya masih terjaga.
Dunia menyebutnya masa keemasan Islam.
Saat
ini kondisi para muslimah sungguh menyedihkan. Dengan lenyapnya syariat Islam
dalam realita kehidupan, banyak muslimah kehilangan jati dirinya. Mereka
memiliki orientasi hidup yang lebih condong pada dunia. Hidup dijalankan bukan
lagi semata mengharap ridha Allah SWT, namun hampir segalanya dilakukan karena
manfaat. Berakhlak karena manfaat, menutup aurat karena manfaat dan lain
sebagainya.
Lebih
dari itu banyak muslimah tersungkur ke lumpur kemaksiatan demi sebuah manfaat/
kepuasan diri. Mereka bergaul bebas, berzina, aborsi dan lain sebagainya.
Semuanya khas dengan pemahaman hidup sekuler kapitalis yang berasal dari kaum
kafir Barat. Sebab memang saat ini kehidupan dikuasai oleh sekulerisme. Betapa
rindu diri ini dengan sosok para muslimah masa lalu.
Alhamdulillah,
karena Allah SWT amat menyayangi kaum muslim. Meski kehidupan kaum muslim telah
digerogoti oleh kaum kafir, namun realita mereka tidak akan musnah. Sebaliknya
Allah selalu melindungi mereka. Allah mengabarkan didalam Al qur’anul Karim :
“…..dan
Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. An Nisa : 141).
Sebegitu
sayangnya Allah SWT pada kaum muslimin. Masihkah kita menyia-nyiakan
syariatNya? Kita harus rebut kembali posisi mulia itu. Yaitu posisi sebagai
pemimpin dunia. Tetapi untuk menduduki kembali posisinya, kaum muslim harus
berusaha bangkit dari keterpurukan. Kaum muslim harus memperjuangkan Islam
dengan segenap hati dan pikiran mereka agar terterapkan dalam kehidupan. Allah
berfirman :
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.” (TQS. Ar’d : 11).
Hanya
dua syarat yang diminta oleh Allah SWT kepada kaum muslim untuk kemenangan itu.
Hanya dua syarat yang harus dipenuhi oleh kaum muslim, yaitu sebagaimana yang
tertera dalam Al qur’an surat An Nur ayat 55 :
“Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An nur : 55)
Para
mufassir menafsirkan bahwa amal sholeh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah
dakwah. Kekuasaan itu akan kembali ketangan kaum muslim dengan metode
perjuangan yang telah dicontohkan baginda Rasulullah SWT yaitu dakwah. Itu yang
sempat penulis singgung di awal-awal tulisan ini. Dakwah yang fokus pada dua
hal yaitu meluruskan akidah kaum muslim, serta mengajak untuk menjalankan
syariat Islam dalam segala lini kehidupan baik aspek ibadah, muamalah dan
uqubat (sanksi).
Kekuasaan
yang dimaksud dalam ayat tersebut juga demikian. Bahwa dengan tegaknya kembali
institusi Khilafah Islamiyah, kaum muslim dapat menjalankan syariat Islam
secara keseluruhan. Dimasa yang telah dijanjikan itu, dunia akan kembali diisi
oleh para muslimah dengan kualitas iman dan ketaatan yang tinggi.
0 Comments
Post a Comment