Banyak rumah tangga hari ini rapuh. Disenggol masalah sedikit bisa
rusak. Suami cuek, memicu perselingkuhan isteri. Isteri cerewet, memicu
perselingkuhan suami.
Suami dipecat dari pekerjaannya, isteri marah-marah terus KDRT. Belum lagi
tantangan dari luar seperti mertua dan ipar. Masalah kecil bisa menjadi besar.
Apalagi masalah besar, langsung bikin bubar pernikahan.
Jadi bagi para jomblo, baik yang sama sekali belum pernah hidup berumahtangga, ataupun sudah berpengalaman, harus maksimal berupaya memilih teman hidup terbaik.
Meski tak ada jaminan bahwa upaya maksimal itu bakal berbanding lurus
dengan hasil, setidaknya kita bebas dari hisab Allah swt. Menurut aku ni ya,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meyakinkan diri kita bahwa
seseorang itu jodoh terbaik buat kita.
Pertama, iman. Yang satu ini hal pertama dan paling utama diperhatikan ya. Iman prinsip
dasar seorang muslim dalam memilih pasangan. Ibaratnya iman itu angka satu, dan
faktor lainnya angka nol.
Sebanyak apapun faktor lainnya yang ada pada dirinya. Dia baik, cakep,
kaya, smart, dermawan atau apalah, kalau angka satu nggak ada, ya tetap saja nilainya
nol.
Banyak ayat dalam al Quran yang menyandingkan kata amal salih dengan iman.
Hal itu memahamkan kita, amal salih dan iman adalah teman sejati. Iman tanpa
amal salih tak ada guna. Sebaliknya, kebaikan tanpa iman tak ada nilainya.
Salah satunya dalam al Quran surat an Nahl ayat 97, yang berbunyi: "Barang siapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik."
***
Ada artis yang tertarik pada pria nonmuslim. Lalu dia merasa jalannya
menjalin hubungan dengan si cowok dimudahkan Allah swt. Ujungnya, dia pasrah, menganggap
bahwa Allah swt menjadikan pria nonmuslim itu sebagai jodohnya.
Plis ya, Allah swt tidak mungkin menyalahi kalamNya sendiri. Allah swt
melarang muslimah menikahi lelaki nonmuslim. Rasulullah saw menuntun muslim
dalam memilih pasangan, agar utamanya memperhatikan agamanya.
Jadi si artis nggak benar ya. Ini hanya soal keilmuan. Ilmu bisa menjadi
pengendali diri. Jika dia paham batasan-batasan Islam tentang hal tersebut,
tentu dia tahu apa yang harus dilakukan ketika benih-benih cinta muncul terhadap
orang yang tak tepat.
Jika kalau ketertarikan dan kemudahan dalam menjalin hubungan dijadikan
standar bahwa seseorang itu jodoh kita, bisa gawat. Gimana coba, kalau lelaki
itu suami orang.
Kita tertarik padanya dan selalu ada saja momen mempertemukan diri kita
dengan dia. Kayak dimudahkan Allah gitu. Apa bisa dikatakan jodoh? Mungkin sih,
kalau mau poligami. Tapi kan berat. Hehe.
Ya, semoga si artis menyadari kesalahannya ya. Aamiin
Kedua, tentang kepribadiannya.
Kalau urusan iman udah beres, selanjutnya masalah kepribadian alias pola
pikir dan pola sikap. Modal iman serta tampilan luar nggak cukup dong untuk
menilai seseorang baik atau tidak.
Kita yang berproses menemukan jodoh sesuai Islam yakni tanpa pacaran, bisa
berusaha mengetahui pribadi calon pasangan melalui komunikasi dengan dirinya.
Kita dan orangtua kita bisa bertanya. Misalnya, apa yang dia lakukan kalau dia
sedang marah?
Apa yang dia lakukan saat pertama kali gajian? Aktivitas yang dia sukai
apa? Dan lain sebagainya. Lalu kita pun bisa mengamati lingkungan pertemannya
seperti apa? Karena biasanya teman mencerminkan diri kita.
Kita pun bisa bertanya pada orangtua serta saudaranya tentang dirinya.
Bangun tidur jam berapa misalnya? Kebiasaannya di rumah dan lain sebagainya.
Setidaknya dari situ bisa ketahui tentang level kemandiriannya, level
tanggungjawabnya dan cara dia menyelesaikan masalah.
Yang paling kita butuhkan dalam menjalani ibadah panjang bernama pernikahan
adalah lelaki yang dewasa kan ya. Yang taat pada Penciptanya, mandiri terutama
dalam membuat keputusan (bukan anak mami), bertanggungjawab dan solutif.
***
Menurutku dua hal itu sih yang paling mendasar dalam memilih pasangan ya.
Selebihnya adalah faktor penunjang. Kayak selera humornya, hobi dan lain
sebagainya.
Selanjutnya soal menjaga hubungan pernikahan, menurutku pasangan perlu
terus belajar. Masalah hidup kompleks. Maka wawasan kita juga harus luas. Untuk
itu butuh terus belajar memperbaiki diri jadi hamba Allah yang baik.
Agar siap dihadapkan pada tantangan hidup sesulit apapun. Semoga Allah swt memudahkan kita menjadi hamba-hambaNya yang taat. Aamiin.
0 Comments
Post a Comment