Saya yakin banyak dari kita yang sudah ngerti
tentang urusan pentingnya tugas orangtua untuk mendidik anak dengan baik. Tapi
nggak bisa kita pungkiri juga masih buanyak para ortu yang mikirnya amat
sederhana. Artinya, mereka merasa nggak harus persiapan yang matang untuk bisa
jadi orangtua yang baik buat anak.
Saya bertemu sama
seorang ibu yang punya pemahaman seadanya seperti itu. “Ah, dasar anak itu baik
ya nggak diarahkan orangtua juga jadi baik.”
“Tu si anu bapaknya ya jahat tapi dia bisa baik.”
“La itu si anu bapak ibunya bukan nggak alim, tapi toh jahat juga.”
Dengan berbagai kenyataan yang ada dihadapan, bahwa tak selamanya
anak dari orang baik-baik dan sudah dididik baik-baik bakal jadi baik juga dan sebaliknya,
maka sebagian masyarakat berpendapat orangtua bukan penentu terbentuknya
pribadi anak. Mereka nggak mau disalahkan ketika anak mereka berperangai buruk.
Hemm, memang betul bahwa tak semua hasil didikan sesuai dengan yang
diharapkan. Dari dulu juga sudah banyak contoh. Bahkan sekelas Nabi Nuh yang
pastinya memberi teladan baik bagi keluarganya, namun anak beliau tak mengikuti
jejak sang Nabi. Justru Nabi Ibrahim yang punya ayah penyembah berhala, malah
beriman kepada Allah Swt.
Tapi ya tetap, meski harapan tak selalu sesuai kenyataan, sebagai
muslim kita tetap harus menjadi orangtua yang baik bila punya anak. Setidaknya
kita punya tiga alasan kenapa harus melakukan hal itu.
Pertama, anak itu titipan
sang Pencipta, maka perlakukan ia sebagaimana yang diinginkan Pencipta, Allah
SWT. Filosofinya kan begitu ya. Kalau sebagai orangtua kita sadar akan hal ini,
nggak perlu sampai mikir level khawatir gimana jadinya hasil didikan kita
nanti.
Sebab anak bukanlah milik kita sepenuhnya. Dia milik Allah Swt
seutuhnya yang dititipkan ke kita sebagai ladang pahala dan ujian. Laksanakan
saja, ajarkan ia tauhid, adab-adab Islam layaknya yang dilakukan keluarga
Imran. Ajarkan pula pemahaman Islam dan ilmu dunia.
Kedua, mendidik anak adalah salah satu
kewajiban seorang muslim. "Setiap kalian
adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas
yang dipimpinnya (HR. Bukhari).
”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim
laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
Berhubung tiap muslim adalah pemimpin dan belajar
itu wajib, maka sebagai orangtua yang memimpin anak-anaknya, menjadi
kewajibannya pula untuk mendidik anak-anak dengan benar sesuai tuntunan Islam.
Jadi, kalau merasa diri ini muslim, pastinya bersemangat untuk menunaikan
kewajiban mendidik anak-anak dengan baik. Insya allah apapun hasilnya, pahala sudah
dikantongi buat bekal di akhirat.
Ketiga, kita punya harapan terhadap anak. Meski tidak
ada jaminan bahwa anak yang dudah dididik dengan maksimal oleh orangtua bisa
benar-benar baik, tapi yakinlah kalau Allah Swt tidak akan menyia-nyiakan usaha
hambaNya.
Artinya, meski tak semua dari anak kita yang jadi
baik, pasti ada diantara mereka yang sesuai harapan kita. Dari tiga anak,
mungkin dua atau satu yang sesuai harapan. Atau dari lima anak, tiga atau dua
insya allah benar-benar baik seperti didikan kita.
Apalagi doa anak sholeh, amat ampuh menghantarkan
orangtua menuju syurga. Anak penghafal al qur’an dijanjikan Allah swt bisa memberi
ibu bapaknya jubah kemuliaan kelak di syurga. Subhanallah, nggak ada rugi sama
sekali memenuhi tanggungjawab jadi orangtua yang baik bagi anak. Kelak orangtua
akan memetik hasilnya di kehidupan kekal nantinya.
0 Comments
Post a Comment