Salah
satu surat kabar Medan pada Sabtu, 10 Januari 2015 memberitakan bahwa para
ulama yang bergabung di Majelis Ulama Indonesia (MUI) siap mendukung
Pemerintah Kota (Pemko) Medan wujudkan masyarakat perkotaan yang Rahmatan Lil
'Alamin.
Hal ini dikatakan oleh Ketua MUI Medan Prof Mohammad Hatta saat
membuka acara dialog publik (Muzakarah) yang bertemakan “Masyarakat Perkotaan
Yang Rahmatan Lil ‘Alamin” di Balai Tiara Convention Center.
Tentu saja kita
sebagai umat muslim yang menginginkan kehidupan yang berkah di bawah naungan
Syariah Islam senang mendengar hal ini. Bahkan bukan hanya sebatas kota Medan,
tetapi kita menginginkan rahmat Islam melingkupi seluruh alam (manusia, hewan,
tumbuhan dan seisi alam di seluruh dunia).
Ditambah
lagi Prof Hatta mengatakan bahwa kita perlu melihat kebelakang bagaimana
perkembangan peradaban dunia dulu hingga sekarang. Islam memberi peranan
penting dalam peradaban dunia tersebut. Setuju sekali. Kita penting mengingat
bagaimana peran Khilafah Islamiyah dulunya dalam bidang pendidikan misalnya.
Disaat Eropa berada di masa kegelapan, jauh dari perkembangan ilmu pengetahuan,
Khilafahlah yang tampil sebagai wajah yang penuh kecerdasan. Dimasa
pemerintahan khalifah Harun Ar Rasyid, pendidikan diberikan secara gratis.
Perpustakaan tersedia dengan koleksi buku yang lengkap. Berdiri pula banyak
bangunan laboratorium untuk kebutuhan belajar. Dan guru yang tersedia sangat
berkualiatas dan merupakan guru-guru pilihan yang ahli dibidangnya. Hingga
sejarah mencatat nama-nama ilmuwan Islam yang lahir seperti Al Khawarizmi sang
matematikawan, si penemu pesawat terbang Abbas Ibnu Firnas dan lain sebagainya.
Satu hal lagi, Khilafah menerima para pelajar dari negeri Eropa untuk belajar
di sana. Mengingat sejarah ini tentu dapat membangkitkan semangat kita untuk
memperjuangkan Islam. Jika gemilangnya peradaban Islam ada saat khilafah tegak,
maka untuk kembali menjadi peradaban yang mulia kita harus menegakkan khilafah
kembali.
Pak
Prof lalu mengatakan bahwa Rahmatan lil ‘Alamin sering diartikan sesuai
pemahaman masing-masing. Sekarang, seharusnya kita satu konsep bahwa Rahmatan
lil “Alamin adalah sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist. Sebagimana perkataan
beliau, memang Islam sebagai Rahmatan lil “Alamin jelas tertera di dalam Al
Qur’an.
Firman Allah Swt : “Dan tiadalah kami mengutus kamu(Muhammad) melainkan
untuk menjadi rahmat bagi alam semesta”(QS. Al Anbiya:107). Bertolak dari ayat
ini para mufassir berkesimpulan, keberadaan Nabi Muhammad Saw menjadi rahmat
bagi seluruh manusia.
Dikatakan demikian karena beliau diutus dengan membawa
perkara yang menjadi sebab bagi kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat yaitu
syariah Islam (Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an al Azhim, vo. 3, al-Alusi
dalam Ruh al-Ma’ani, vol.17 dan lain-lain).
Dengan
demikian, jika merujuk pada sumber-sumber hukum Islam, kita akan dapati satu
pemahaman yang sama bahwa rahmat atau kebaikan ada pada pelaksanaan Islam
secara sempurna. Kebaikan ada pada sistem ekonomi Islam, sistem pendidikan
Islam, sistem pergaulan Islam, sistem sanksi Islam, sistem politik Islam dan
lain-lain.
Semua itu tentu hanya bisa dijalankan dalam pemerintahan Islam yang
khas berbentuk khilafah Islamiyah. Semoga khilafah ‘ala minhajjin nubuwah cepat
tegak hingga terwujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
0 Comments
Post a Comment