Sunday, December 26, 2021

Yusuf, Buah Kesabaran Pasangan Ini 12 Tahun Menanti Keturunan

 

Ujian pasangan ini tak jauh beda dengan yang aku dan suamiku alami. Jika kami belum memiliki anak hingga 9 tahun pernikahan, mereka lebih lama lagi, 12 tahun. Bedanya, ujian mereka yang satu itu sudah selesai, untuk berpindah pada ujian hidup yang lainnya.

Alhamdulillah, setelah penantian panjang selama 12 tahun, akhirnya Allah swt memberi amanah anak pada pasangan suami isteri bernama Yunus dan Widya ini. Sekitar 4 bulan lalu anak pertama mereka yang diberi nama Yusuf, lahir.

Pengalaman mereka menghadapi ujian belum memiliki keturunan, diceritakan kepada Ustaz Fatih Karim dan isterinya Ummu Sajjad di channel youtube Cinta Quran TV.

Obrolannya dibuat ke dalam dua video. Video yang aku dengarkan, saat ngobrol bareng Ummu Sajjad. Yunus dan Widya lebih banyak menceritakan sisi spiritual perjuangan mereka ketimbang upaya duniawinya.

***

            Pada dasarnya Yunus dan Widya adalah pribadi baik, yang sejak awal menikah bertujuan ibadah. Jadi mereka tampak lebih mudah menghadapi ujian itu. Belum memiliki keturunan, cobaannya bukan hanya rasa rindu dengan kehadiran anak dalam keluarga.

Pasangan juga dihadapkan pada tekanan orang sekitar. Dari keluarga, teman dan kenalan. Paham dong ya, yang aku maksud. Sudah jadi ciri interaksi di masyarakat kita soalnya, memiliki tingkat kepedulian tinggi yang cenderung ke arah nyinyir. Entah tanpa sadar, kita sendiri pernah nyinyirin orang. Astaghfirullah.

Biasanya dapat pertanyaan, “udah berapa anaknya?”

“Kok belum, udah berapa lama nikahnya?”

Cepatlah, ngapain lama-lama?

Kapan punya anaknya? (kayak kita bisa ngatur aja kapan punya anak)

Usahalah!!! (Ini juga parah. Belum tanya kita udah usaha apa saja, langsung bilang seperti itu)

Yang pernah ngerasain, pasti tahu rasanya nggak enak banget digituin. Yang sering nanyain model gituan, lebih empati lagi deh ya. Lebih hati-hati berbuat. Lihat situasi dan kondisi. Biar nggak nyakiti.

Yunus dan Widya pun mengalami hal itu. Terutama Widya. Karena umumnya yang dianggap bermasalah adalah isteri. Widya ngaku baper juga saat mengalami hal itu.

Tapi dia langsung ingat Allah swt. Mengubah baper jadi husnuzhan. Yakin Allah swt pasti ngasih anak suatu saat nanti. Lalu pada orang-orang yang menanyakan tentang anak, dia minta doa pada mereka.

Widya merasa selama ini Allah swt sudah sangat baik padanya. Nikmat Allah swt banyak sekali untuknya. Dia dikasih suami yang baik oleh Allah swt. Dikasih kehidupan pernikahan yang baik juga. Masak hanya karena satu nikmat ini belum diberi, lantas marah. Jadi Yunus dan Widya sepakat untuk tidak berputus asa.

Mereka saling menguatkan dalam menghadapi ujian ini. Saling mengingatkan agar selalu bersyukur dan bersabar. Terus melakukan ikhtiar dunia dan langit semaksimal mungkin. Ke dokter, sembari hati tetap bersama Allah swt.

***

Dalam melakukan ikhtiar langit, ada sejumlah hal yang dilakukan pasangan ini. Tanpa bermaksud mengumbar amal salih, melainkan untuk memberi inspirasi.

Pertama, mempertebal keimanan. Dokter bilang mereka sulit punya anak. Tapi mereka memupuk terus keyakinan pada Allah swt. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah swt berkehendak.

Jadi mereka bergantung sepenuhnya pada Allah swt. Hidup dan mati hanya untuk Allah swt.

Kedua, doa dan salat.

Ketiga, birul walidain.

Mereka terus melakukan amal-amal yang disenangi Allah swt. Salah satunya menyenangkan hati orangtua sebagai wujud bakti mereka. Mereka pun mengajak orangtua mereka untuk umrah.

Keempat, minta doa orang-orang salih.

Seperti pada penghafal quran.

Kelima, sedekah.

Jenis sedekah yang dilakukan utamanya adalah memberi makan. Sebab menurut mereka, yang sedang diminta berhubungan dengan memberi kehidupan. Sehingga mereka ada agenda memberi makan orang secara harian dan bulanan.

Ikhtiar ke dokter pun dirasakan mudah tahap demi tahapnya. Sampai akhirnya kehamilan yang ditunggu-tunggu itu tiba. Widya bilang rasanya seperti mimpi. Sangat bersyukur pada Allah swt.

***

Masya allah. Setiap peristiwa menjadi pelajaran buat siapa saja yang mau mengambil pelajaran. Pada yang telah diberi keturunan hendaklah bersyukur pada Allah swt.

Caranya dengan merawat serta mendidikan amanah Allah itu sesuai syariatNya. Jangan sampai saat belum diberi, memelas luar biasa pada Allah swt. Sudah diberi, anak dibentak-bentak dan dirawat asal-asalan. Jangan sampai dong ya.

Ingatlah, masih banyak pasangan yang berharap keturunan. Termasuk aku dan suamiku. Semoga kita-kita para pejuang dua garis ini tetap semangat ikhtiar dalam taat.

Selalu memohon kekuatan dan kesabaran pada Allah swt. Allah swt hanya minta taat, sebagai syarat mendapat pertolonganNya. Jangan pula justru ujian merusak pernikahan, saling menyalahkan, tidak akur. Na’udzubillah. Perbanyak istighfar juga deh.

2 Comments:

  1. Menunggu kehadiran anak dalam sebuah pernikahan memang butuh kesabaran. Saya pernah mengalaminya. selamat pagi, Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. pagi mbak.. sabar harta berharga bagi kita ya mbak

      Delete